Pertemuan Tim Pengarah Proyek Kedua (PTC) 2

Pertemuan Tim Pengarah Proyek Kedua (PTC)

ITTO Project PD 397/06 Rev 3 (I)

“Sustainable Development of the Wood Based Industries in South Kalimantan

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 6 April 2009

Item 1: Pembukaan

Bapak Suhardi Atmoredjo, selaku Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Selatan, menyambut semua peserta pertemuan PTC ini, khususnya Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Jakarta, perwakilan ITTO, serta semua anggota PTC. Beliau meninjau latar belakang proyek. Beliau menjelaskan bahwa proyek ini diusulkan karena industri perkayuan di Kalimantan Selatan menghadapi masalah yang sangat serius yakni kekurangan bahan baku.

Beliau juga menjelaskan salah satu dari lima program prioritas Departemen Kehutanan “Revitalisasi sektor keuangan, khususnya industri kehutanan.” Sejalan dengan program tersebut, tujuan dari proyek ini adalah untuk merumuskan rencana induk industri perkayuan di Kalimantan Selatan. Diharapkan di akhir proyek ini, semua pihak terkait bisa mendapatkan manfaat, Departemen Kehutanan sebagai pembuat kebijakan, Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan selaku lembaga yang merumuskan kebijakan bagi industri perkayuan di Kalimantan Selatan serta bagi masyarakat dan sektor swasta.

Sambutan pembuka dari perwakilan ITTO disampaikan oleh Dr. Tetra Yanuariadi. Beliau mengharapkan agar proyek ini nantinya dapat memberikan kontribusi tidak hanya bagi pengembangan industri perkayuan di Kalimantan Selatan tetapi juga untuk negara anggota ITTO lainnya. Diharapkan agar proyek ini dapat merumuskan suatu pendekatan yang credible yang dapat digunakan sebagai referensi untuk negara-negara lain.

Dalam sambutannya, beliau juga memberitahukan sehubungan dengan kebijakan baru ITTO. Sebelumnya kerja ITTO berdasar kepada proyek-proyek tradisional yang dibangun oleh negara-negara anggota. Proyek-proyek tersebut dikategorikan kedalam tiga komponen. (i) industri kehutanan; (ii) industri pasar; (iii) reforestasi dan pengelolaan hutan. Akan tetapi, sebuah kebijakan baru telah ditetapkan. ITTO saat ini memfasilitasi pengelolaan hutan lestari melalui program-program tematik yang juga berfokus pada pengembangan industri, efisiensi dan pemanfaatan produk-produk kehutanan. Karena itu, hasil dari ITTO PD 397/06 pasti akan memberikan kontribusi bagi pelaksanaan tematik program ITTO yang disebutkan sebelumnya.

Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Dr. Hadi Daryanto selaku ketua Tim Pengarah Proyek / PTC menyambut semua stakeholder proyek dan juga perwakilan ITTO. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa saat ini dunia sedang mengalami krisis ekonomi global. Dalam sebuah pertemuan G-20, yang baru-baru ini diadakan, suatu stimulus yang berkaitan dengan kebijakan dan peraturan juga turut dibicarakan. Diharapkan agar kebijakan dan peraturan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi di Indonesia khususnya terhadap pengembangan industri perkayuan.

Dalam sambutannya beliau juga menyebutkan bahwa hutan rakyat memainkan suatu peran penting untuk mendukung revitalisasi sektor kehutanan. Status kepemilikan yang jelas dan rakyat sendiri akan diberdayakan karena mereka akan menanam dan industri dapat memproses kayu yang berasal dari hutan rakyat tersebut. Satu hal lain yang juga berkaitan adalah, akan sangat bagus jika pola clustering digunakan.

Item 2 : Presentasi – Bapak Ahmad Jauhari
  1. Koordinator Proyek, Bapak Ahmad Jauhari, menjelaskan struktur dan latar belakang proyek sebagaimana yang tertera dalam dokumen proyek. Hal ini mencakup asal mula, kebijakan sektoral, problem, tujuan, strategi, dan kegiatan untuk mencapai hasil dari proyek.
  2. Struktur Manajemen Proyek Koordinator Proyek menjelaskan struktur manajemen proyek yang terdiri dari anggota PTC, koordinator proyek dan staff serta tenaga ahli nasional. Struktur proyek dirancang untuk jangka waktu 18 bulan.
  1. Tinjauan rekomendasi pertemuan PTC pertama Koordinator proyek meninjau rekomendasi pertemuan PTC pertama yang diadakan pada tanggal 24 Juni 2008. Beberapa hal penting yang menjadi rekomendasi diantaranya:

· Sehubungan dengan tenaga ahli nasional, proyek telah mendapatkan beberapa kandidat. Proses penyeleksian sebaiknya dilaksanakan sesegera mungkin melalui suatu komunikasi yang efektif antara EA, MOF dan ITTO.

· Sehubungan dengan tujuan yang tertera dalam dokumen proyek, sebaiknya ada penentuan yang jelas-‘clear cut’ untuk mengelola baik industri hulu maupun industri hilir.

· Sehubungan dengan kebijakan sektoral, direkomendasikan agar penekanan utama diberikan pada kebijakan nasional. Kebijakan lokal lain dapat digunakan sebagai referensi.

· Beberapa bagian dari blog yang dibuat proyek akan disesuaikan dengan informasi yang terdapat dalam dokumen proyek.

· PTC kedua akan dilaksanakan di Kalimantan Selatan

Koordinator Proyek melaporkan tindak lanjut yang diambil dalam kaitannya dengan lima rekomendasi tersebut.

  1. Laporan Kemajuan
Koordinator proyek menjelaskan kemajuan yang dibuat selama 10 bulan terakhir. Kegiatan berikut telah dilaksanakan:

  • Kegiatan 1.1 Database Industri Perkayuan
Database industri perkayuan Kalimantan Selatan dibuat dalam dua format baik web-based spatial database dan non spatial database (CD yang memuat database tersebut didistribusikan pada saat pertemuan PTC berlangsung).

  • Kegiatan 1.2 Draft rencana induk yang telah dianalisa sesuai dengan rencana induk tingkat regional (Kalimantan) dan nasional.
Serangkaian diskusi, lokakarya, pertemuan tim pakar telah dilaksanakan bersama dengan semua pihak terkait dan para pakar. Rekomendasi sehubungan dengan isi master plan telah didapat. Secara umum, hasil dari pertemuan tersebut adalah:

- Untuk memastikan bahwa master plan yang dihasilkan akan sesuai dengan tujuan proyek;

- Untuk memastikan bahwa master plan yang dihasilkan akan sesuai dengan kebijakan industri perkayuan di Kalimantan Selatan;

- Untuk memastikan bahwa master plan yang dihasilkan akan dapat diaplikasikan;

Koordinator Proyek juga mempresentasikan draft master plan industri perkayuan Kalimantan Selatan. Beliau menjelaskan metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan analisa data. Tabulasi data, overlaying dan pivot table digunakan untuk mengolah data. Beberapa model yang juga digunakan untuk memproses data diantaranya adalah Multi Sectoral Qualitative Analysis, Porter Diamond Competitive Analysis, Non Numeric Fuzzy Multi Criteria Decision Making, Value Chain Analysis, Value Added Analysis, SWOT Analysis dan Analytical Hierarchy Process.

Dalam presentasi sehubungan dengan draft rencana induk, koordinator proyek menjelaskan sehubungan dengan pengembangan produksi kayu, konsumsi kayu dan pasokan untuk industri di Kalimantan Selatan, pengembangan kayu olahan di Kalimantan Selatan, nilai eksport, penjualan kayu olahan untuk pasar nasional, tenaga kerja yang diserap untuk industri kayu selama tahun 1990-2007.

Koordinator Proyek juga menjelaskan kondisi saat ini industri perkayuan di Kalimantan Selatan. Potensi KPH dan prediksi potensi pasokan dan permintaan untuk setiap KPH di Kalimantan Selatan juga dipaparkan.

Koordinator Proyek juga memaparkan kondisi industri perkayuan Kalimantan Selatan di masa yang akan datang. Suatu prediksi pasokan dan permintaan di tingkat provinsi untuk tahun 2010 – 2040 dielaborasi. Dalam presentasinya, beliau juga menjelaskan produk-produk industri perkayuan Kalimantan Selatan, rantai nilai industri perkayuan Kalimantan Selatan, nilai tambah, pemetaan produk dan strategi pengembangan berdasarkan analisa SWOT, hirarki strategi pengembangan industri perkayuan yang sedang berlangsung serta hirarki strategi pengembangan industri perkayuan masa depan, target pembangunan – total industri, total produksi, bahan mentah, indikator pengembangan dan peta jalan pengembangan industri perkayuan.

Koordinator proyek menyoroti beberapa hal penting diantaranya (i) Rencana Induk yang telah diformulasi dapat dijadikan bagian dari rencana strategis industri perkayuan di Kalimantan Selatan (ii) Konsep industri berdasarkan KPH dan clustering dapat digunakan sebagai referensi dalam pengembangan industri perkayuan di Kalimantan Selatan (iii) Beberapa prinsip yang diperlukan sehingga strategi dan kegaitan yang dirumuskan dapat dicapai diantaranya adalah lembaga perbankan, percepatan KPH dan Good Governance yang meliputi transparansi, akuntabilitas, keadilan, tanggung jawab serta TUK yang baik.

Sehubungan dengan kegiatan proyek yang akan datang, berikut beberapa posisi konsultan nasional yang akan diusulkan:

- Konsultan untuk pemetaan posisi, sebaran dan analisa potensi supply bahan baku

- Konsultan untuk analisa peta jaringan distribusi bahan baku kayu

- Konsultan untuk pengembangan dialoq publik

- Konsultan untuk peninjauan/penganalisaan hasil dari konsultas/dialgue publik

- Konsultan untuk analisa mekanisme implementasi dan pembahasan mengenai mekanisme untuk implementasi rencana induk

e. Laporan Keuangan Proyek

Koordinator proyek menyampaikan laporan keuangan proyek. Jumlah dana yang didapat dari pengiriman pertama dan kedua dari ITTO sejumlah US$ 99.970, dan terdapat sisa sebesar US$ 28.510 per bulan Februari 2009.
Tim pengarah proyek merekomendasikan agar komponen anggaran untuk konsultan nasional dimanfaatkan untuk kegiatan proyek selanjutnya.

Item 3 : Diskusi dan rekomendasi

Hal-hal penting yang dibicarakan diantaranya:

· Sehubungan dengan kegiatan proyek yang akan datang, kegiatan 1.3 – konsultasi public hendaknya dilaksanakan secara partisipatif dalam pengembangan dan penyesuaian rencana induk, suatu draft awal sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu. Proyek juga diharapkan untuk dapat mengumpulkan semua stakeholder dalam pelaksanaan kegiatan ini.

· Sehubungan dengan web-site, untuk dapat mempertahankan kelangsungannya direkomendasikan agar blog yang dimiliki proyek dapat menjadi bagian dari website Dinas Kehutanan.

· Komponen anggaran untuk tenaga ahli nasional sebaiknya dimanfaatkan selaras dengan kegiatan proyek yang akan datang. Para tenaga ahli dapat memperkuat temuan-temuan proyek.

· Diingatkan agar semua kegiatan teknis dilaksanakan sebelum konsultasi public dan koordinator proyek dapat merujuk pada tujuh prinsip implementasi yang diperlukan agar rencana strategis yang telah dirumuskan dapat dicapai. , yang tertera dalam dokumen proyek, that are required so that the strategic plan that were formulated could be successfully achieved

· Sehubungan dengan kondisi pemungkin yang tertera dalam dokumen teknis yang dihasilkan proyek, direkomendasikan agar juga dicantumkan cara-cara untuk memecahkan masalah tersebut.

· Disarankan juga untuk mencari tahu dan membuat perhitungan sumber bahan mentah yang berasal dari province lain serta potensi hutan rakyat.

· Direkomendasikan agar proyek dapat lebih spesifik dalam mendefinisikan pola clustering– ukuran yang digunakan, untuk provinsi ataupun kabupaten.

· Sejauh ini, sector kehutanan dianggap sebagai sector yang tidak menarik, akan tetapi, diharapkan agar rencana induk yang dirumuskan nanti dapat turut mempromosikan kembali sector kehutanan.

· Sehubungan dengan industri, alangkah baik juga untuk mempertimbangkan bio-energy sebagai industri pengganti.

· Database yang dirancang hendaknya diperbaharui dari waktu ke waktu. Staff Dinas Kehutanan sebaiknya mendapatkan pelatihan untuk pengoperasian database tersebut.

· Diharapkan agar master plan yang telah diformulasi dapat ditandatangani oleh Gubernur dalam bentuk Rencana Strategis bagi pengembangan industri perkayuan Kalimantan Selatan dan diharapkan agar setiap kabupaten mengetahui rencana induk tersebut.

· Direkomendasikan agar Rencana Jangka Panjang– RPJP Provinsi Kalimantan Selatan dapat membedakan definisi hutan dan produk kehutanan.

· Rencana proyek yang akan datang sebagiaman yang tertera dalam rencana induk sebaiknya realistic dan sesuai dengan rencana jangka pendek pemerintah daerah.

Koordinator proyek diharapkan untuk dapat merivisi rencana proyek serta anggaran proyek sehubungan dengan kegiatan proyek yang akan datang– Kegaitan 1.3 dan 1.4

Item 4 : Penutupan

Pertemuan PTC 2 ditutup pada pukul 12.30 oleh Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Bapak Hadi Daryanto dengan mengucapkan terimakasih kepada semua peserta.


0 Komentar:

Posting Komentar

Design by Dzelque Blogger Templates 2008

Sustainable Development of the Wood-Based Industries in South Kalimantan - Design by Dzelque Blogger Templates 2008