Sosialisasi Projek ITTO-PD397
Atasi Krisis Bahan Baku Kayu Dinas Kehutanan Gaet Jepang Galakkan Hutan Tanaman Industri Banjarmasin– Semakin berkurangnya bahan baku kayu semakin mengancam kelangsungan industri pengolahan kayu di Kal-Sel. Untuk membangkitkan kembali industri tersebut, Dinas Kehutanan akan merumuskan Master Plan dan melaksanakan Proyek ITTO dengan menggaet Jepang. METRO
“Kondisi industri kayu di KalSel sekarang ini banyak yang tidak aktif dan tentunya berpengaruh terhadap tenaga kerja,” papar Ir H Suhardi Atmoredjo MM, Kepala Dinas Kehutanan Kal-Sel, Kamis, (17/7).
Permasalahan besar yang dihadapi industri pengolahan kayu, akibat kekurangan bahan baku kayu. Untuk memenuhi ketersediaan pasokan kayu tersebut, diantaranya melalui pelaksanaan proyek ITTO PD 397/06 Rev (1) Sustainable Development of the Wood Based Industries in South Kalimantan yakni bekerjasama dengan Pemerintah Jepang dan Dinas Kehutanan Kal-Sel.
“Kita perlu terus menggalakkan HTI (Hutan Tanaman Industri) dan HTR (Hutan Tanaman Rakyat), lokasi lahan yang tersedia,” ujarnya.
Dikatakannya, proyek ini dilatarbelakangi oleh kondisi industri permasalahan yang cukup serius. Karena kekurangan bahan baku kayu mengancam kelangsungan produksi industri.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan menyusun strategi pengembangan Industri Kehutanan yang bertujuan untuk mewujudkan industri pengolahan hasil hutan yang tangguh, efisien mempunyai daya saing tinggi yang didukung oleh bahan baku yang berkesinambungan.
Disusun juga master plan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) regional Kalimantan dan tetap mempertimbangkan kepentingan lingkungan, ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
Kedepan pula, papar Suhardi, untuk industri kayu tidak hanya sebatas bahan setengah jadi saja, tetapi diharapkan menjadi bahan jadi hingga harganya juga akan lebih tanggi di pasaran dunia.
Menurut Gubernur KalSel, Rudy Arifin, kekurangan bahan baku kayu bagi industri perkayuan bukan
hanya terjadi di propinsi KalSel saja, tetapi terjadi dimana-mana. Oleh karena itu sudah seharusnya, para pelaku industri untuk merubah pola pemanfaatan kayu dari hutan tanaman dengan memanfaatkan kayu tidak dikenal untuk diproduksi.
Gubernur menghimbau untuk kelangsungan sumber bahan bakunya, pelaku industri perkayuan harus berfikir kedepan dengan menanam sendiri atau dapat bekerja sama dengan melibatkan masyarakat untuk menaman pohon dilahan miliknya untuk pemenuhan bahan baku industri.
“Pengolahan hutan secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat, semakin meningkatkan kesejahteraan secara adil, merata dan nyata,” ujarnya.
Diharapkan dengan bantuan pendanaan dari Pemerintah Jepang, urainya, hasilnya dapat membangkitkan kembali industri perkayuan di KalSel. Dea/ris
BANJAR, Jumat, 18 Juli 2008
0 Komentar:
Posting Komentar